Istilah penyiangan gulma menurut bahasa Sunda dan budaya tani di Sukatani dan Sindangjaya
Gulma dalam kegiatan pertanian sering kali muncul dikebun. Tidak jarang gulma tersebut mengganggu pertumbuhan tanaman petani. Gulma biasanya dikendalikan dengan berbagai macam cara agar pertumbuhan tanaman bisa optimal. Nah salah satu cara mengendalikan gulma adalah dengan disiangi (eh ini bener ga ya nulisnya) atau dicabut. Tapi saya disklaimer dulu kalau istilah ini biasa digunakan di salah satu daerah yang mungkin berbeda di daerah lain. Dan kegiatan cabut gulmanya dilahan kering ya, bukan sawah.
Di Sukatani dan di Sindangjaya yang merupakan daerah pertanian yang sangat produktif terdapat istilah lokal untuk mencabut gulma. Istilah tersebut berasal dari bahasa sunda dan menurust saya mah sangat spesifik. Kenapa saya menyebutnya spesifik, mari kita bahas.
1. Notogo
No-to-go. Notogo merupakan salah satu kegiatan menyiangi rumput atau gulma yang tumbuh di bedengan. Gulma biasa tumbuh bersamaan dengan tanaman yang ditanam dibedengan yang telah diolah. beberapa minggu kemudian gulma yang terdiri dari beberapa jenis rumput muncul dan subur bersaing dengan tanaman pak tani.
Notogo sendiri merupakan istilah khusus untuk mencabut gulma yang masih kecil. Biasanya gulma yang dicabut memiliki tinggi kisaran 1-3 cm. Gulma ukuran tersebut biasa muncul berbarengan tumbuhnya tanaman yang ditanam secara tabela (tanam benih langsung). Bisa dibilang proses notogo ini merupakan proses yang cukup sulit. Disebut sulit karena harus bisa mencabut rumput yang masih kecil diantara tanaman sayuran yang juga masih kecil yang sedang bersaing tumbuh dengan gulma.
Di saerah saya tinggal di Sukatani dan Sindangjaya, biasanya kalau tanam wortel, kailan, dan horenso banyak yang menggunakan sistem tabela. Dan para petani biasa menggabungkan ketiga jenis sayuran tersebut. jadi sekali tabela langsung menebarkan wortel, kalian dan jenis lainnya seperti horenso atau selada keriting sesuai dengan kreasi petani. Tentuna dengan memerhatikan daya tumbuh dan usia panen masing-masing jenis sayuran.
2. Ngoyos
Ngo-yos adalah itilah untuk mencabut gulma dimana ukuran gulmanya sudah cukup tinggi. Ada juga yang menyebutnya notogo dua kali. Kenapa disebut notogo dua kali karena ngoyos ini merupakan kegiatan mencabut kedua kalinya setelah pencabutan gulma yang pertama yaitu No-To-Go.
Proses ngoyos ini lebih mudah daripada No-To-Go. Hal itu dikarenakan tanamanan yang ditanam pak tani biasnaya sudah lebih besar. Tinggi gulma di proses Ngo-Yos ini sekitar 5 cm. Dan rumput yang muncul biasanya jenis jukut amis (rumput manis) yang biasa diberikan untuk pakan kelinci.
Jukut amis ini banyak tumbuh di bedengan atau di gawangan kebun petani. Tapi jenis rumput atau gulma satu ini tidak bandel. Saya sendiri suka merasakan kepuasan tersendiri jika mencabut rumput ini dan berhasil membersihkan bedengan baik.
3. Ngaramas
Nga-ra-mas, berasal dari kata dasar ramas. Ngaramas masih merupakan kegaiatan mencabut gulma di bedengan, Namun pada proses ini gulmanya memliki ukuran yang lebih tinggi dari dua proses tadi. Biasanya ukuran gulma pada proses ini kira-kira lebih dari 20 cm.
Proses ngaramas biasa dilakukan di jenis tanaman bawang daun, kadang juga di kebun brokoli, kol. Tapi banyaknya di kebun bawang daun. Rumput biasanya bisa tumbuh lebih dari 20 senti ditanaman bang daun. Karena bawang daun di daerah yang say atau seperti Sukatani dan Sindangjaya biasa di Cengcem. Istilah Cengceng merupakan istilah sunda yang kurang lebih di bahasa Indonesia bisa disebut juga tahan. Jadi bawang daun bisa ditahan alias ditahan untuk tidak dijual dulu. Apalagi ketika harganya kurang bagus.
nyengceum tidak menjadikan bawangnya gagal panen. Karena Bawang daun ini beda dengan brokoli dan jenis sayuran lain yang harus dipanen tepat waktu. Kalau bawang daun, saya bisa tahan sampai 10 bulan dan sebenarnya bisa lebih. Asal dirawat dengan baik, dipupuk secara teratur, disaeur (istilah sunda yang artinya menaikan atanah ke bengan secara merata dan tipis untuk menjaga akar daun bawang), jika anakannya terlalu banyak bisa dibagi dan ditanam ditempat lain, Dan tentu yang dilakukan untuk merawat bawang daunnya adalah dengan diramas (kata aktif menjadi Diramas),
Nah itulah istilah mencabut rumbut dalam budaya pertanian di Sukatani dan Sindangjaya. sangat spesisfik kan istilahnya, beda ketinggian gulmanya beda juga istilahnya. sekarang jadi tahu kenapa di awal tadi saya menyeb istilahnya spesifik.
Barangkali ada yang bertanya kenapa dua tempat tersebut yang disebut, pertama karena saya bertani didaerah tersebut dan yang kedua daerah tersebut dua desa yang bertenggaan, Uniknya ada satu kampung yang wilayahnya terbagi di dua desa, nah itulah kampung saya. Nah sampai sini dulu teman-teman.
Gabung dalam percakapan