Dodongkal; Sensasi Pulennya Sampeu dan Manisnya Gula Kawung
Di kelas biasanya saya membahas hal - hal ringan disela-sela pembelajaran. Salah satu yang dibahas yaitu bagaimana kejayaan makanan tradisional pada masa lalu. Dari pembicaraan tersebut saya bisa menangkap beberapa hal. salah satunya ternyata generasi sekarang masih ada yang mengenal makanan - makanan tradisional yang berjaya pada masanya.
Dodongkal, merupakan salah satu makanan tradisional yang berjaya pada zamannya. Berbicara Dodongkal, rasanya tidak ada salahnya kalau saya menyebutkan bahwa terdapat beberapa jenis Dodongkal. Yang saya tahu, Dodongkal ada yang terbuat dari tepung beras, baik tepuk beras ketan maupun tepung beras biasa yang berlapis Gula Kawung. Ada pula Dodongkal yang terbuat dari singkong berlapis Gula Kawung.
Untuk Dodongkal yang saya ceritakan sekarang yaitu Dodongkal yang berbahan dasar Sampeu. Sampeu dalam bahasa Indonesia disebut singkong. Sampeu sendiri merupakan sebutan untuk singkong dalam istilah bahasa Sunda.
Singkong merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang banyak sekali kita jumpai hampir di seluruh tempat pertanian di daerah Jawa Barat. Baik para petani sayur dengan kebun tadah hujannya maupun petani padi biasanya mereka selalu menanam Sampeu alias singkong di galengan kebun atau galengan sawahnya, meskipun katanya saat ini sudah mulai jarang ditemukan kecuali beberapa daerah di Mariwati, Kecamatan Sukaresmi dan sekitarnya masih banyak yang menanam singkong dengan mengkhususkan satu lahan atau kebun hanya untuk ditanami singkong saja.
Sampeu bisa dioleh menjadi berbagai macam jenis olahan makanan, yang populer yaitu diolah menjadi keripik dan yangtaka kalah populer yaitu combro yang juga masih dikenal di Cipanas, apalagi Combro Haneut yang pedagangnya sering berkeliling disekitar Cipanas.
Selain diolah menjadi keripik dan combro, sampeu ini juga bisa diolah menjadi dodongkal. Sebenarnya cara pembuatannya cukup mudah, tapi kadang orang-orang kini yang menginginkan hal praktis malas untuk melakukan prosesnya, yang mengakibatkan keberadaan makanan ini cukup langka.
Dodongkal sampeu ini ada juga yang menyebutnya gangsor, disebut gangsor karena proses pembuatannya digangsor atau diparut tapi parutannya kasar. tidak seperti parutan singkong untuk membuat combro yang cukup halus.
Proses pembuatan dodongkal sampeu ini mudah, sampeu yang sudah dibersihkan diparut langsung didalam kukusan, kukusannya ada yang tradisional yang terbuat dari bambu atau aseupan dalam bahasa sunda yang sepaket dengan seengnya, ada juga yang menggunakan langseng. Tahu langseng?
Nah, ketika sampe yang sudah diparut disimpan di kukusan selanjutnya dilapisi dengan gula kawung secara berulang sampai beberapa lapis secara bergantian. jadi nanti kalau matang jadi kayak kue lapis yang berwanrna putih dan coklat.
Gula kawung sendiri, ini merupakan gula yang biasa disebut gula aren, yang terbuat dari aren atau kawung dalam bahasa sunda. Selain disebut gula kawung, gula ini juga kadang disebut gula bereum alias gula merah.
Oia, lagi ada promo besar-besaran nih teman-teman dari Tokopedia. Bisa langsung dilihat tokonya teman-teman.
Tidak lama untuk proses pengukusannya. setelah matang dodongkal sampeu ini bisa tetap disimpan didalam kukusan. atau juga bisa dipindahkan. Tapi kalau dikuskunya di aseupan lebih bagus dipindahkan dari Aseupannya, kecuali kalau dikukus di langseng, bisa tetap disimpan di Langseng untuk dihangatkan.
Dodongkal sampeu ini sepertinya cukup sulit ditemukan untuk dibeli di pasar dan mungkin dulit juga untuk menemukan pedagang dodongkal yang satu ini. Kecuali kalau dodongkal beras masih ada pedagang yang jual di pasar, ada yang pakai gerobak ada yang pakai keranjang yang dipikul. Jadi kalau memang tidak menemukan dodongkal sampeu ini di pasar atau tidak ada yang menjual, saya sarankan memang buat saja sendiri, karena prosesnya pun mudah.
Bebeapa waktu lalu di tempat saya ada singkong dan saudara saya mengolahnya menjadi Dodongkal atau Gangsor. Meskipun ini merupakan makanan baheula, tapi tetap nikmat dan banyak peminatnya untuk di tempat saya.
Dodongkal Sampeu ini nikmat sekali dinikmati selagi hangat dengan teh tawar yang kental. Sensasi Sampeu pulen yang tawar, dipadu dengan mansinya gula kawung, dan serta hangatnya teh tawar menambah kesempurnaan menikmati dan melewati senja.
Penasaran dengan sensasinya? Mangga dicoba dan rasakan sendiri.
Dodongkal sampeu ini sepertinya cukup sulit ditemukan untuk dibeli di pasar dan mungkin dulit juga untuk menemukan pedagang dodongkal yang satu ini. Kecuali kalau dodongkal beras masih ada pedagang yang jual di pasar, ada yang pakai gerobak ada yang pakai keranjang yang dipikul. Jadi kalau memang tidak menemukan dodongkal sampeu ini di pasar atau tidak ada yang menjual, saya sarankan memang buat saja sendiri, karena prosesnya pun mudah.
Bebeapa waktu lalu di tempat saya ada singkong dan saudara saya mengolahnya menjadi Dodongkal atau Gangsor. Meskipun ini merupakan makanan baheula, tapi tetap nikmat dan banyak peminatnya untuk di tempat saya.
Dodongkal Sampeu ini nikmat sekali dinikmati selagi hangat dengan teh tawar yang kental. Sensasi Sampeu pulen yang tawar, dipadu dengan mansinya gula kawung, dan serta hangatnya teh tawar menambah kesempurnaan menikmati dan melewati senja.
Penasaran dengan sensasinya? Mangga dicoba dan rasakan sendiri.
--------
Teman-teman saya suka mendokumentasikan aktivitas saya ketika berpergian dan memotret. Beberapa foto yang saya gunakan di sini saya juga upload di Shutterstok, bagi yang memerlukan foto-foto saya untuk keperluan komersil, editorial ataupun keperluan lain (yang tidak melanggar hukum) silakan bisa download di akun Shutterstock saya.
Atau barangkali teman-teman ada yang tertarik untuk untuk menajdi kontributor silakan untuk daftar sebagai kontributor di Shutterstock.
6 komentar
Setiap tempat punya nama yg beda beda ya