Rabu, 22 Oktober 2025
Teman-teman Indonesia itu begitu kaya. Bukan hanya kaya dengan alamnya tetapi kuliner yang merupakan warisan dari kebudayaan sebagai warisan Nusantara. Hal tersebut menurut saya perludi jaga dan dilestarikan agar generasi selanjutnya tetap cinta dengan cemilan khas daerah dari Nusantara.
Kali saya menyasikan teman-teman di The Learning Farm memasak aneka cemilan dari beberapa daerah di Nusantara. Teman-teman di The Learning Farm ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari sabang sampai Merauke. Dalam kesempatan kali ini ada siswa yang berasal dari Jawa Barat, Riau, Sumatera Utara dan Sulawesi yang membuat cemilan dari daerahnya masing-masing. Dari Jawa Barat ada yang membuat Cilok dan Kue Bugis, dari Riau membuat Roti Jale, dari Sumatera Utara membuat Kue Onde Singkong dan dari Sulawesi membuat Kue Barongko.
Barongko – Kelezatan Pisang Lembut dari Sulawesi Selatan
Barongko ini merupakan makanan tradisional khas Bugis–Makassar. Barongko berbahan dasar pisang yang dihaluskan lalu dicampur dengan telur, santan, gula, dan sedikit garam. Selanjutnya dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus hingga matang.
Teksturnya lembut dan rasanya manis gurih, mirip puding tradisional. Barongko sering disajikan pada acara adat Bugis, seperti pesta pernikahan atau syukuran. Selain lezat, hidangan ini juga kaya makna: melambangkan rasa syukur dan kebersamaan.
Onde-onde Singkong – Jajanan Manis dari Sumatera Utara
Onde satu ini berbeda dari onde-onde biasa yang menggunakan tepung ketan. Onde-onde singkong ini menggunakan parutan singkong sebagai bahan dasarnya. Adonannya dibentuk bulat, diisi dengan gula merah cair atau kelapa manis, kemudian dikukus hingga matang. Selain dikukus bisa juga direbus. Setelah matang ditiriskan dan dibalut oleh parutan kelapa.
Rasa gurih singkongdibalut parutan kelapa yang dipadukan dengan rasa manis dari gula merah di dalamnya. Cemilan ini masih populer populer dan banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional Sumatera Utara.
Cilok Bumbu Kacang – Camilan Gurih dari Jawa Bara
Siapa yang tak kenal Cilok? Makanan khas Jawa Barat ini terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bumbu sederhana, dibentuk bulat seperti bakso, lalu direbus.
Yang membuat cilok istimewa adalah bumbu kacangnya yang gurih dan pedas manis. Biasanya dijual oleh pedagang kaki lima, cilok menjadi simbol jajanan rakyat yang murah meriah dan digemari semua kalangan. Kini, variasinya makin beragam: ada cilok isi daging, keju, hingga pedas level tinggi.
Kue Bugis – Manis Legit dari Jawa Barat
Meski bernama “Bugis”, kue bugis populer di banyak daerah, termasuk Jawa Barat. Kue ini terbuat dari tepung ketan yang diisi dengan kelapa parut dan gula merah, dibungkus daun pisang, lalu dikukus.
Rasanya manis, lembut, dan beraroma harum daun pisang. Bentuknya kecil mungil, sering hadir di acara hajatan atau dijadikan kudapan sore hari. Kue bugis juga dikenal dengan nama “onde-onde bugis” di beberapa daerah.
Roti Jala – Kuliner Unik dari Riau
Roti Jala adalah makanan khas Melayu Riau yang sering disajikan bersama kari ayam atau daging. Dinamakan “jala” karena bentuknya menyerupai jala ikan, dibuat dari adonan tepung terigu, santan, dan telur yang dituangkan melalui cetakan khusus di atas wajan panas.
Rasanya gurih lembut, berpadu sempurna dengan kuah kari yang kaya rempah. Roti jala mencerminkan perpaduan budaya Melayu dan India yang pernah berkembang di wilayah pesisir Sumatera.
Penutup
Lima makanan khas di atas membuktikan bahwa kuliner Nusantara tak hanya lezat, tetapi juga sarat makna budaya. Dari Barongko lembut khas Sulawesi hingga Roti Jala gurih dari Riau, setiap suapan adalah perjalanan rasa yang menghubungkan kita dengan kekayaan tradisi Indonesia.
Senin, 20 Oktober 2025
Berpetualang di alam bebas—entah itu mendaki gunung, camping, atau jelajah hutan—memang menyenangkan. Namun, banyak orang lupa bahwa keselamatan adalah hal paling penting dalam setiap perjalanan. Petualangan yang seru akan berubah menjadi pengalaman buruk jika kita tidak mempersiapkan diri dan peralatan dengan baik.
Agar aktivitas outdoor kamu aman, nyaman, dan tetap menyenangkan, berikut beberapa tips penting berpetualang dengan aman dan cara menggunakan peralatan outdoor dengan benar.
Rencanakan Petualanganmu dengan Matang
Sebelum berangkat, pastikan kamu sudah memahami medan dan cuaca lokasi tujuan. Baca peta jalur, cek kondisi cuaca terkini, dan siapkan rencana darurat. Hal-hal tersebut dibuatkan daftar agar menjadi perhatian yang cukup serius. Daftar yang bisa disusun sebelum berangkat antara lain; tentukan tujuan dan durasi petualangan. Selanjutnya memberikan informasi rencana perjalanan kepada keluarga atau teman. Hal yang terpinng juga adalah memepersiapkan kondisi diri seperti kondisi tubuh dan stamina. Jangan lupa juga prakiraan cuaca setidaknya 2–3 hari sebelum berangka masuk ke dalam cek yang akan diperhatikan.
Gunakan Peralatan yang Sesuai dan Berkualitas
Peralatan outdoor bukan sekadar gaya tetapi hal ini merupakan bagian dari alat keselamatan. Pastikan semua peralatan dan perlengkapan yang kamu bawa sesuai kebutuhan dan dalam kondisi baik.
Peralatan dasar yang wajib dibawa antara lain sepatu hiking atau trekking dengan sol anti-slip. Jangan pernah coba-coba untuk menggunakan sandal. Hal ini demi alasan keamanan. Tas ransel outdoor yang ergonomis dan tahan air. Hal ini berpengaruh terhadap kenyamanan dalam membawa beban yang dibawa selama perjalanan. Gunakan jaket windproof dan persiapan raincoat jika seaktu-waktu hujan turun. Jika kamu merencanakan untuk menginap pastikan membawa tenda atau flysheet. Headlamp atau senter dengan baterai cadangan juga perlu disiapkan. Kompas atau GPS jika diperlukan.
Sebelum berangkat, uji semua peralatan di rumah. Misalnya, pasang tenda di halaman untuk memastikan semua bagian lengkap dan mudah digunakan.
Pahami Cara Menggunakan Alat Outdoor dengan Aman
Banyak kecelakaan terjadi karena pengguna tidak tahu cara memakai alatnya. Jangan hanya membawa peralatan keren tetapi juga pelajari cara penggunaannya. Kamu perlu menguasai cara menyalakan kompor portable dengan aman. Teknik dasar membuat api unggun tanpa merusak lingkungan juga perlu kamu kuasai. Tapi harus dipastikan bahwa di area tersebut memang betul-betul diperbolehkan untuk menyalakan api unggun. Cara menggunakan pisau outdoor atau multitool dengan benar. Serta mengetahui batas kapasitas beban tas agar tidak cedera punggung dan nyaman ketika perjalanan.
Cuaca di alam sering tak terduga. Hujan tiba-tiba, kabut tebal, atau cedera ringan bisa terjadi kapan saja. Maka dari itu kamu harus siap dengan hal itu. Selalu bawa peralatan darurat dan pelajari cara menggunakannya. Perlengkapan darurat wajib seperti; P3K (plester, antiseptik, perban, obat nyeri, dll.), emergency blanket, peluit darurat, korek api tahan air, Power bank dan ponsel cadangan. Simpan perlengkapan darurat di tempat yang mudah dijangkau dalam tas.
Jaga Lingkungan Alam
Keselamatan bukan hanya soal diri sendiri, tapi juga bagaimana kita menjaga alam tetap aman dan lestari. Gunakan prinsip “Leave No Trace” — jangan tinggalkan sampah, jangan merusak tanaman, dan hormati satwa liar.
Ada beberapa prinsip dasar yang harus kamu ketahui dan lakukan. Pertama, bawa pulang semua sampah. Tentunya ketika melakukan kegiatan petualangan pasti membawa barang atau bahan makanan yang menghasilkan sampah. Contohnya adalah kemasan, penting sekali kita bisa membawa kembali sampah yang kita hasilkan. Selanjutnya hal dasar yang juga perlu kamu terapkan adalah jangan memetik tanaman liar apalagi tanaman yang dilindungi. Juga yang harus diperhatikan adalah untuk menghindari hindari membuat api unggun besar di area sensitif, Terlebih lagi jika ada larangan untuk membuat api unggun. Dan terakhir yang juga sangat penting adalah gunakan jalur resmi. Jika menggunakan jalur resmi tentu juga kita akan terregistrasi oleh petugas. Dan hal tersebut sangat penting selain untuk keselamtan diri kita juga sebagai bagian dari kepatuhan terhadap aturan demi terwujudnya ketertiban.
“Petualangan yang baik adalah yang bisa kamu ceritakan kembali — bukan yang harus diselamatkan orang lain.”
Kesimpulan
Petualangan sejati bukan hanya tentang sampai ke puncak atau tujuan yang ingin dituju, tetapi bagaimana kita menikmati perjalanan dengan aman dan bertanggung jawab. Dengan peralatan yang tepat, pengetahuan dasar, dan sikap peduli terhadap alam, kamu bisa menjelajahi keindahan alam Indonesia tanpa khawatir.
Jawa Barat dikenal memiliki panorama alam yang luar biasa: pegunungan, lembah, dan udara sejuk yang menyegarkan. Tak heran jika wilayah ini jadi surga bagi para pecinta alam dan pendaki gunung. Tapi, bagaimana jika kamu baru pertama kali ingin mencoba hiking? Jangan khawatir — di Jawa Barat ada banyak jalur hiking cantik yang cocok untuk pendaki pemula.
5 Rekomendasi Jalur Hiking Terbaik
Berikut 5 rekomendasi jalur hiking terbaik yang bisa kamu coba tanpa perlu pengalaman mendaki yang tinggi.
1. Gunung Batu, Lembang
Lokasi: Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Ketinggian: ± 1.335 mdpl
Durasi Pendakian: 30–45 menit
Gunung Batu jadi pilihan favorit para pendaki pemula karena treknya pendek namun menyuguhkan panorama luar biasa. Dari puncaknya, kamu bisa menikmati pemandangan Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Putri, dan hamparan hijau Lembang yang memesona. Jalurnya cukup menanjak di beberapa titik, tapi masih sangat aman untuk pendaki baru.
Tips: Datanglah pagi hari agar bisa menikmati sunrise di puncak — cahaya keemasannya luar biasa indah!
2. Bukit Moko, Bandung
Lokasi: Cimenyan, Bandung
Ketinggian: ± 1.500 mdpl
Durasi Pendakian: 1 jam
Bukit Moko adalah tempat terbaik untuk menikmati pemandangan “lautan lampu” Kota Bandung di malam hari. Trek menuju Bukit Moko bisa ditempuh dengan jalan kaki dari area Caringin Tilu, dan jalannya relatif landai. Selain mendaki, kamu juga bisa camping di Puncak Bintang — tempat favorit untuk foto-foto dan bersantai di bawah langit penuh bintang.
Tips: Bawa jaket tebal, karena suhu malam di sini bisa turun drastis.
3. Gunung Papandayan (Trek Pendek ke Kawah)
Lokasi: Garut, Jawa Barat
Ketinggian: ± 2.665 mdpl
Durasi Pendakian Ringan: 1–2 jam (ke area kawah)
Walau Gunung Papandayan dikenal sebagai gunung aktif, jalur menuju area kawahnya ramah untuk pemula. Kamu bisa menikmati pemandangan kawah aktif, padang edelweiss di Tegal Alun, dan hamparan hutan mati yang ikonik. Jalur lebar dan teratur membuatnya aman bahkan bagi pendaki pertama kali.
Tips: Jika kamu ingin pengalaman lebih lengkap, coba bermalam di camping ground Pondok Saladah.
4. Gunung Putri, Lembang
Lokasi: Jayagiri, Lembang
Ketinggian: ± 1.587 mdpl
Durasi Pendakian: 45 menit – 1 jam
Gunung Putri adalah alternatif terbaik untuk kamu yang ingin hiking ringan tapi tetap menantang. Jalur menanjak di awal, namun setelah itu cukup landai. Dari puncak, terlihat pemandangan indah Lembang dan Gunung Tangkuban Perahu di kejauhan. Cocok untuk hiking pagi sambil olahraga dan menikmati udara segar.
Tips: Gunung Putri juga punya area camping kecil — ideal buat kamu yang ingin mencoba camping pertama kali.
5. Gunung Puntang, Banjaran
Lokasi: Kabupaten Bandung
Ketinggian: ± 2.223 mdpl
Durasi Pendakian: 1–2 jam (menuju Curug Siliwangi / area bawah)
Gunung Puntang menawarkan kombinasi antara sejarah, alam, dan petualangan ringan. Di kaki gunung ini terdapat bekas peninggalan stasiun radio Belanda dan air terjun cantik yang mudah dijangkau. Jalur ke Curug Siliwangi cocok untuk pemula karena tidak terlalu curam, namun tetap memberi pengalaman hiking yang menyenangkan.
Tips: Kunjungi pagi hari agar bisa menikmati udara segar dan suara alam yang menenangkan.
Kesimpulan
Kegiatan hiking tidak selalu harus berat dan melelahkan. Lima destinasi di atas adalah bukti bahwa kamu bisa menikmati keindahan alam Jawa Barat tanpa perlu menjadi pendaki profesional. Selain melatih fisik, hiking juga membantu menenangkan pikiran dan mempererat hubungan dengan alam.
Jadi, tunggu apa lagi? Siapkan sepatu hiking, bawa air minum, dan nikmati keindahan alam Jawa Barat dari ketinggian!
Rabu, 17 September 2025
Gunung Gede adalah bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Gunung Gede ini terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Secara wilayah Gunung Gede berada ditiga kabupaten yaitu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor. Dan tentunya Gunung Gede ini merupakan salah satu gunung yang sangat populer dikalangan pendaki gunung.
Saat ini Gunung Gede masih berstatus gunung berapi aktif dengan ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut. Hutan Gunung Gede adalah salah satu hutan hujan tropis yang terletak di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat, Indonesia. Hutan ini memiliki beberapa karakteristik yang unik dan penting bagi keseimbangan eskosistem. Hutan Gunung Gede adalah contoh hutan hujan tropis yang lebat dan indah, dengan berbagai jenis tanaman dan hewan yang hidup di dalamnya.
Jika kamu pernah masuk ke kawasan hutan Gunung Gede kamu bisa melihat bagaimana tingkat kerapatan hutannya. Serta juga bisa melihat pohon-pohon tinggi menjulang. Dan tidak jarang juga banyak juntaian bagian pohon yang menjuntai ke permukaan tanah. Mirip sekali dengan tali yang digunakan dalam film Tarzan.
Gunung Gede memiliki banyak sekali pohon endemik yang tumbuh di hutannya yang tropis. Jika kamu juga pernah mendaki Gunung Gede, pasti pernah menjumpai pohon Seperti Rasamala ataupun Jamuju di beberapa titik jalur pendakian. Berikut ini merupakan pohon endemik yang ada di hutan Gunung Gede yang sangat mungkin kamu jumpai jika masuk ke Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
1. Puspa
Pohon Puspa atau dalam bahasa latin disebut Schima wallichii adalah jenis pohon yang terdapat di hutan hujan tropis di Indonesia, termasuk di Gunung Gede. Pohon ini memiliki beberapa karakteristik yang unik.Pohon Puspa dapat tumbuh hingga ketinggian 40 meter dengan diameter batang bisa mencapai 1 meter. Bisa tumbuh diketinggian 500-2000 MDPL. Daun Puspa berbentuk oval dengan ujung yang runcing dan memiliki panjang sekitar 10-20 cm. Pohon Puspa memiliki bunga berwarna putih dan berbentuk seperti bintang dengan diameter sekitar 5-7 cm. Bunga tersebut menjadi buah Puspa yang memiliki bentuk seperti kapsul dengan panjang sekitar 5-7 cm dan mengandung banyak biji. Buah Puspa ini merupakan salah satu primata yang hidup di hutan Gunung Gede.
2. Jamuju
Pohon Jamuju bisa tumbuh hingga ketinggian 50 meter. Diameter batangnya bisa mencapai hingga 1,5 meter. Bisa dibayangkan seberapa besar tinggi dan kokohnya. Untuk daun Jamuju berbentuk seperti jarum dengan panjang sekitar 5-10 cm. Saya jadi teringat pohon-pohon subtropis seperi di Amerika atau Eropa yang memiliki bentuk daun jarum.
3. Rasamala
Pohon Rasamala (Altingia excelsa) adalah salah satu jenis pohon asli Indonesia yang banyak ditemukan di hutan-hutan pegunungan, terutama di Pulau Jawa. Pohon ini cukup terkenal karena ukurannya yang besar dan tinggi menjulang, sehingga sering menjadi penanda hutan hujan tropis pegunungan.
Pohon Rasamala memliki nama Altingia excelsa. Termasuk kedalam famili Hamamelidaceae. Pohon Rasamala ini bisa mencapai 40–60 meter dengan diameter batang hingga hingga 2 meter. Bentuk daun Rasamala berbentuk lonjong, hijau mengilap, tepi daunya sedikit bergerigi. Ketika berbunga Rasamala memiliki bunga yang kecil, berwarna kemerahan, tumbuh dalam kelompok.
4. Pasang
Pohon Pasang adalah salah satu jenis pohon khas hutan tropis pegunungan di Jawa, terutama di Jawa Barat. Pohon ini sering tumbuh berdampingan dengan rasamala dan merupakan bagian penting dari ekosistem hutan. Pasang memiliki nama ilmiah Quercus sundaica, termasuk dalam marga Quercus, yaitu suku pohon ek/jati belanda.
Pohon pasang adalah salah satu pohon ek tropis; jika di Eropa ada oak tree (Quercus robur), maka di Jawa ada Quercus sundaica. Keberadaan pohon ini penting sebagai penanda ekosistem hutan pegunungan yang sehat.
Sunda, merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia yang mendiami wilayah Jawa Barat dan Banten. Sunda memiliki kekayaan kuliner yang terkenal akan kesegaran, kesederhanaan, dan kelezatannya. Cita rasa makanan khas Sunda biasanya identik dengan rasa gurih, pedas, dan segar karena banyak menggunakan bahan-bahan alami seperti sayuran, rempah, serta sambal. Berikut ini beberapa makanan khas Sunda yang populer dan sering menjadi favorit banyak orang.
1. Nasi Timbel
Nasi timbel adalah nasi putih yang dibungkus dengan daun pisang sehingga menghasilkan aroma wangi khas. Biasanya disajikan bersama lauk seperti ayam goreng, tahu, tempe, ikan asin, lalapan, dan sambal terasi. Nasi timbel mencerminkan filosofi kesederhanaan dan kebersamaan dalam budaya Sunda.
2. Sayur Asem
Sayur asem merupakan sup sayuran dengan kuah bening bercita rasa asam segar. Isinya beragam, mulai dari kacang panjang, melinjo, labu siam, jagung, hingga kacang tanah. Hidangan ini cocok disantap dengan nasi hangat dan sambal.
3. Karedok
Karedok adalah salad tradisional khas Sunda yang menggunakan sayuran mentah seperti kacang panjang, kol, tauge, dan timun, disiram dengan bumbu kacang yang gurih dan pedas. Hidangan ini menjadi simbol kesegaran serta kecintaan orang Sunda pada alam.
4. Lotek
Sekilas mirip dengan gado-gado, lotek menggunakan sayuran rebus yang disiram dengan bumbu kacang manis pedas, ditambah dengan kencur sebagai ciri khasnya. Rasanya lebih kuat dibandingkan karedok karena sayurnya direbus.
5. Soto Bandung
Berbeda dengan soto daerah lain, soto Bandung memiliki kuah bening dengan isi utama daging sapi dan lobak. Rasanya gurih, segar, dan sering disajikan dengan tambahan kacang kedelai goreng.
6. Pepes Ikan
Pepes merupakan teknik memasak khas Sunda, yaitu membungkus ikan atau daging dengan daun pisang lalu dikukus atau dibakar. Pepes ikan mas atau pepes peda adalah yang paling populer, dengan bumbu rempah yang meresap sempurna.
7. Nasi Liwet Sunda
Nasi liwet adalah nasi gurih yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah. Biasanya disajikan dalam acara kebersamaan, lengkap dengan ayam goreng, ikan asin, tahu, tempe, sambal, dan lalapan. Filosofi nasi liwet adalah tentang kebersamaan dan rasa syukur.
8. Lalapan dan Sambal
Tidak lengkap berbicara tentang makanan Sunda tanpa lalapan. Aneka sayuran segar seperti kemangi, mentimun, kol, dan selada disajikan mentah bersama sambal pedas. Perpaduan sederhana ini menjadi ciri khas kuliner Sunda yang segar dan sehat.
Penutup
Makanan khas Sunda tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengajarkan tentang kesederhanaan, kealamian, dan kebersamaan. Dari nasi timbel hingga karedok, setiap hidangan menghadirkan kekayaan rasa yang merefleksikan budaya Sunda yang ramah dan mencintai alam.





Social Media